Pada akhir – akhir ini, meningkatnya Fundamentalisme Agama di Indonesia
semakin meresahkan masyarakat. Sebagai contohnya adalah penusukan Menko
Polhukam Wiranto ketika beliau sedang berkunjung ke Pandeglang pada tanggal
10 Oktober 2019 silam. Menariknya, pelaku penusukan Wiranto yang bernama
Abu Rara diduga anggota jaringan teroris Jamaat Ansharut Daulah (JAD) yang
berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Abu Rara menganggap
Wiranto layak layak dihabisi karena dia menganggap bahwa pemerintah Indonesia
adalah Thogut. Hal ini membuat pemerintah Indonesia semakin memperketat
keamanan para pejabat mengingat kekhawatiran insiden serupan akan terulang
kembali.
Baru – baru ini peristiwa pembubaran upacara leluhur Ki Ageng Mangir oleh
masyarakat dan Polisi di dusun Mangir Lor Bantul sangat meresahkan dan
dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk bagi toleransi di Indonesia.
Sebelumnya, Slamet Juniarto yang merupakan pelukis di Yogyakarta dilarang
mengontrak di Dusun Karet, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul
pada bulan April silam. Pasalnya, Slamet sendiri merupakan penganut agama
Katolik.
Mengapa Fundamentalisme Agama di Indonesia semakin subur dan menurunnya
toleransi antar umat beragama di Indonesia? Untuk mencari penyebab dari
tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia, maka perlu riset dan penelitian
untuk membuktikan itu.
Penyebab pertama tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
munculnya pemikiran agama yang lebih tekstualis dan literalis. Salah satu
pemikiran agama yang cenderung ekstrim diwakili oleh paham Wahabi di Islam.
Sejak tahun 1980 – an, penyebaran Wahabi di Indonesia dilakukan melalui LIPIA
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) di Jakarta. Keberadaan paham
Wahabi menjadi penyebab meningkatnya intoleransi di Indonesia karena mereka
menolak tradisi – tradisi yang sudah lama berkembang di masyarakat seperti
Sekaten, Tahlilan, Maulid Nabi dan lain – lain serta sekte – sekte di agama Islam
yang menurut mereka menyimpang seperti Syiah, Ahmadiyah dan lain – lain.
Penyebab kedua tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
masalah ekonomi. Permasalahan ekonomi di Indonesia kerap menjadi
permasalahan tersendiri mengingat akhir – akhir ini pertumbuhan ekonomi di
Indonesia melambat menjadi 5 %. Pertumbuhan ekonomi yang melambat
mempengaruhi kondisi sosial dan politik di Indonesia. Banyak orang – orang yang
mengalami ketidakpastian ekonomi cenderung memilih berpaling kepada
pemikiran agama yang cenderung fundamentalis. Hal ini yang membuat
Fundamentalisme Agama semakin berkembang pesat.
Penyebab ketiga tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
masalah sosial. Penyebab ketiga ini masih ada hubungannya dengan penyebab
kedua mengingat permasalahan sosial berawal dari permasalahan ekonomi.
Kesenjangan yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin membuat banyak
orang – orang miskin yang merasa menganggap orang – orang elit tidak mampu
mengatasi persoalan ekonomi yang dialami mereka dan malah memperburuk
kondisi yang ada. Hal ini yang membuat mereka akhirnya berpaling ke tokoh –
tokoh konservatif yang dianggap membawa ide – ide kemakmuran.
Penyebat keempat tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
lambatnya pemerintah dalam menangkal intoleransi. Pemerintah masih dinilai
belum mampu menganulir peraturan – peraturan yang dinilai menghambat
toleransi serta cenderung bersikap pasif ketika intoleransi mencuat. Hal ini
semakin diperburuk dengan adanya fatwa MUI pada tahun 2005 yang
mengharamkan Liberalisme, Sekulerisme dan Pluralisme dan fatwa – fatwa MUI
yang cenderung tidak berpihak kepada minoritas. Sikap pemerintah yang memilih
menunggu keputusan MUI bukanlah alasan buat pemerintah untuk bersikap pasif
ketika menghadapi intoleransi. Sebab sejatinya pemerintah bukan hanya
mengakomodir mayoritas saja, tapi juga minoritas yang tertindas.
Menghentikan Fundamentalisme Agama bukanlah gampang. Ini dikarenakan
keyakinan mereka yang kuat dan menganggap ajaran mereka yang paling benar
sehingga penanganan Fundamentalisme Agama harus ekstra hati – hati. Apabila
salah sedikit saja dalam penanganan Fundamentalisme Agama, maka bisa menjadi
bumerang yang hanya membuat intoleransi semakin memburuk. Menangani
Fundamentalisme Agama dan Intoleransi tidak hanya memakai sebab keagamaan
dan ekonomi saja. Tapi, yang dibutuhkan adalah pentingnya makna hidup. Ini
dikarenakan orang – orang yang terpapar Fundamentalisme Agama adalah orang –
orang yang cenderung kehilangan makna hidup. Perspektif psikologis juga sangat
penting dalam menangani Fundamentalisme Agama karena orang – orang yang
Fundamentalis juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Dengan demikian,
penanganan Fundamentalisme Agama dan Intoleransi yang betul akan
memciptakan masyarakat yang damai tanpa ujaran kebencian, intoleransi dan
SARA.
Sumber
https://news.detik.com/berita/d-4740717/menko-polhukam-wiranto-diserangseorang-
pria-di-banten?_ga=2.91935962.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668
https://news.detik.com/berita/d-4741399/polri-pak-wiranto-ditusuk-karenapelaku-
berpandangan-pemerintahthogut?_
ga=2.75536341.1759756322.1574949668-1744068877.1574949668
https://news.detik.com/berita/d-4742545/polisi-sebut-abu-rara-penusuk-wirantoterkait-
teroris-sibolga-jad-bekasi?_ga=2.8584181.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668
https://news.detik.com/berita/d-4742389/wiranto-ditusuk-jimly-khawatirkeselamatan-
jokowi-saat-blusukan?_ga=2.259038154.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668
https://nasional.tempo.co/read/1272263/setara-institute-paparkan-alasanintoleransi-
di-bantul-tinggi/full&view=ok
https://tirto.id/lipia-ajaran-wahabi-di-indonesia-ckes
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4799611/pak-jokowi-ini-biangkerok-
pertumbuhan-ekonomi-ri-mentok-
5?_ga=2.150204982.1293531991.1575100632-1448539973.1575100632
https://news.detik.com/berita/d-4798448/jokowi-teken-pp-kriteria-rentanterpapar-
paham-radikal-pks-naif?_ga=2.173693475.1293531991.1575100632-
1448539973.1575100632
https://nasional.kompas.com/read/2017/01/16/07444731/populisme.kesenjangan.d
an.ancaman.terhadap.demokrasi.?page=all
https://faisalbasri.com/2017/01/15/kesenjangan-sosial-dan-ekonomi-dinilaimemicu-
populisme/
https://www.beritasatu.com/politik/553399/yenny-wahid-intoleransi-danradikalisme-
masih-jadi-pr-pemerintahan-mendatang
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191103183341-32-445250/lsiintoleransi-
di-era-jokowi-masih-tinggi
https://www.vivanews.com/berita/nasional/20805-pemerintah-dinilai-masihsetengah-
hati-tangani-kasus-intoleransi-nbsp
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47801818
https://tirto.id/maruf-amin-di-antara-fatwa-mui-dan-posisi-wakil-presiden-cSGL
https://www.vice.com/id_id/article/gyz4b3/peneliti-universitas-indonesiaradikalisme-
tak-bisa-dicegah-dengan-melarang-celana-cingkrang-ataupun-cadarfachrul-
razi-keliru