Selasa, 31 Januari 2023

Persija vs PSMS: El Clasico Indonesia yang terlupakan

 

Sumber: https://jurnalmedan.pikiran-rakyat.com/sport/pr-1494984991/sejarah-psms-medan-juara-bersama-persija-jakarta-tahun-1975-trofi-diputuskan-milik-warga-medan-dan-jakarta

El Clasico Indonesia selama ini disematkan kepada derby Persija dan Persib serta Persib dan PSMS sebagai derby paling bergengsi di Indonesia. Padahal sebelum itu, derby Persija Jakarta dan PSMS Medan pernah menjadi salah satu derby paling bergengsi di Indonesia. Hal ini tentu bukan alasan mengingat Persija Jakarta dan PSMS Medan merupakan salah satu klub paling sukses di era Perserikatan.

Pada tahun 1970-an, derby El Clasico Indonesia identik dengan Persija vs PSMS. Hal ini dikarenakan Persija dan PSMS mendominasi juara liga Perserikatan dari tahun 1971 sampai tahun 1979, kecuali Persebaya yang menjuarai liga Perserikatan di tahun 1978.

Tentu aja cerita yang menarik di balik derby Persija dan PSMS yang terjadi sejak awal era Perserikatan seperti yang akan dibahas di bawah.

Ketika Persija dan PSMS juara bersama

Final Perserikatan 1975 dihadiri oleh salah satu tim paling kuat pada masanya, Persija Jakarta dengan segudang prestasinya yang luar biasa dan PSMS Medan dengan gaya bermain rap-rap serta dijuluki The Killers karena kemampuan bermainnya yang membuat PSMS Medan ditakuti oleh tim lawannya.

Pertandingan yang berlangsung tanggal 8 November 1975 digelar di Stadion Utama Senayan dan penonton diperkirakan berjumlah 125.000 penonton yang menjadikan rekor pertandingan dengan penonton terbanyak kedua di Indonesia setelah pertandingan Persib vs PSMS pada tahun 1985.

Pertandingan final Perserikatan 1975 berlangsung dramatis dan alot dimana terjadi aksi perkelahian antar pemain. Hal ini bermula ketika Persija berhasil mengimbangi gol dengan skor 1-1. Hal ini membuat pemain PSMS tidak terima karena merasa Iswadi melakukan pelanggaran ketika melakukan mencetak gol.

Dilansir koran Pikiran Rakyat tanggal 10 November 1975, Persija melakukan serangan gol terus-menerus ke gawang PSMS dan permainan mulai berlangsung keras sehingga wasit harus memperingatkan beberapa pemain dari kedua klub tersebut.

Seiring berjalannya waktu, permainan menjadi semakin lebih keras dan tegang. Tidak jarang, terjadi aksi baku hantam antara pemain dari kedua belah pihak. Pertandingan yang semula bakal selesai sesuai rencana ternyata mulai tidak kondusif. Keputusan wasit yang tidak tegas memicu protes dari pemain Persija dan PSMS.

Koran Kompas tanggal 10 November 1975 melaporkan: “Tak dapat dihindarkan kesan bahwa para pemain makin ‘peka dan galak’. Menit ke-29 terjadi ‘pelanggaran’ atas Andi Lala dan kiri luar Persija ini secara ‘agak dibuat-buat’ jatuh terpelanting. 

Wasit memberikan tendangan bebas untuk Persija. Keputusan ini tidak memuaskan para pemain PSMS. Mereka mengerumuni wasit dan beberapa di antaranya mendorong-dorong Mahdi Talib. Dua menit kemudian, dalam keadaan tanpa bola, Sarman Panggabean menendang Junaedi Abdillah sehingga ‘tukang tembak’ Persija itu untuk beberapa saat menggeletak”.

Kondisi semakin lebih runyam ketika wasit hanya mengeluarkan kartu kuning kepada Sarman Panggabean sehingga pemain Persija menjadi kurang puas. Pelanggaran demi pelanggaran terus berlangsung di tengah-tengah pertandingan dimana Iswadi Idris menghajar Nobon Kayamuddin sehingga Iswadi mendapatkan kartu merah. Persija bereaksi dengan menolak keputusan wasit yang dianggap tidak adil. Sementara, PSMS membalas reaksi Persija dengan tidak mau main apabila Iswadi masih bermain.

Karena kericuhan itulah, pertandingan akhirnya resmi dihentikan di menit ke-40. Pengurus PSSI memutuskan untuk tidak meneruskan pertandingan dan menyatakan Persija dan PSMS sebagai juara bersama. Persija merasa kecewa dengan keputusan tersebut.

Koran Kompas pada tanggal 10 November 1975 melaporkan: “Memang menyedihkan keputusan Sabtu malam itu tak bisa dibanggakan sama sekali. Memang jalan paling mudah dan tanpa risiko, ditinjau secara keseluruhan hal itu hanya merupakan manifestasi dari merosotnya kewibawaan pengurus PSSI. Keputusan itu bisa merupakan preseden yang berbahaya. Hal ini memberikan ‘pelajaran’ dimasa mendatang bahwa cara paling jitu untuk menghindarkan kekalahan di final adalah ‘menciptakan perkelahian dan suasana yang gawat’. Suatu tim ‘underdog’ yang tak mungkin menang hanya perlu membuat kerusuhan, sebab akhirnya toh akan dinyatakan sebagai juara bersama”

Dari pertandingan final Perserikatan 1975, telah memunculkan pelajaran berharga mengenai peningkatan kemampuan wasit ketika mengatur pertandingan dalam
kondisi dimana tensi pertandingan mulai memanas. Terlebih, keputusan wasit yang tidak memberikan kartu merah kepada Sarman Panggabean layak untuk dipertanyakan.

Derby Persija vs PSMS sejak tahun 1994

Pasca Perserikatan dan Galatama digabung menjadi Liga Indonesia pada tahun 1994, derby Persija dan PSMS mulai tergantikan dengan derby Persija vs Persib. Hal ini disebabkan karena pembagian grup menjadi grup barat dan timur serta performa PSMS yang mulai melempem akibat kurangnya pendanaan.

Pada musim Indonesian Super League 2011-12, PSMS Medan tengah menghadapi Persija Jakarta yang tengah bertandang ke Stadion Teladan dan laga berakhir imbang dengan skor 3-3. Kemudian, Persija berhasil memenangkan pertandingan melawan PSMS di Stadion Lebak Bulus dengan skor 1-0.

Di semifinal Piala Presiden 2018, Persija berhasil mengalahkan PSMS Medan di leg pertama dengan skor 1-4 dan leg kedua dengan skor 1-0.

Sementara itu di Liga 1 2018, Persija yang bertandang ke Stadion Teladan dikalahkan oleh PSMS dengan skor 3-1. Kemudian, pertandingan Persija vs PSMS yang diselenggarakan di Stadion Sultan Agung Bantul berakhir tanpa gol satupun dari kedua klub.

Tingginya animo penonton di pertandingan derby El Clasico Persija vs PSMS menunjukkan bahwa derby Persija vs PSMS dengan persaingan panjang sejak era Perserikatan merupakan salah satu derby sepakbola Indonesia yang paling ditunggu-tunggu dalam sejarah sepakbola Indonesia.

Senin, 12 September 2022

Piala Dunia 2022: Mampukah berkaca dari Piala Dunia sebelumnya?

 

Sumber: https://www.sportingnews.com/uk/soccer/news/fifa-world-cup-whichteams-
have-qualified/86nbyru9dkh41ii7s800gjwav

Pada tahun 2022, Qatar menyelenggarakan Piala Dunia 2022 yang merupakan Piala Dunia pertama yang diselenggarakan di negara Arab. Seperti dikutip dari The Sporting News, Piala Dunia 2022 diikuti oleh 32 negara yang menjadikan Piala Dunia 2022 merupakan Piala Dunia terakhir yang menggunakan format 32 negara.

Namun sama seperti Piala Dunia tahun sebelumnya, Piala Dunia 2022 juga diwarnai berbagai macam kontroversi. Seperti yang dikutip Yahoo Sports, Piala Dunia 2022 tersandung permasalahan mulai dari masalah perlindungan tenaga kerja sampai kontroversi terkait dengan larangan penjualan bir sepanjang Piala Dunia 2022.

Tentu saja hal ini mengakibatkan Piala Dunia 2022 tidak jauh berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya yang juga kontroversial. Belum lagi permasalahan terkait dengan Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 memicu sanksi berupa Rusia tidak diperbolehkan mengikuti kompetisi olahraga melahirkan kontroversi-kontroversi lain. Dengan permasalahan seperti ini, mampukah Piala Dunia 2022 bisa berkaca dari Piala Dunia sebelumnya?

Kontroversi Piala Dunia dari masa ke masa

Seperti yang diketahui bahwa Piala Dunia merupakan salah satu turnamen sepakbola paling bergengsi di dunia. Dengan berkumpulnya berbagai macam negara di seluruh dunia demi menampilkan permainan bola yang indah dan bertanding merebut juara menjadikan Piala Dunia merupakan salah satu acara olahraga paling banyak ditonton di seluruh dunia.

Namun, Piala Dunia sendiri bukannya tanpa berbagai macam kontroversi. Hal ini terkait dengan persiapan untuk lolos menuju Piala Dunia, lokasi Piala Dunia yang dianggap kontroversial sampai pertandingan-pertandingan yang seringkali melahirkan banyak kontroversi. Mulai dari penolakan negara-negara Eropa di Piala Dunia 1930 karena jarak yang jauh antara Eropa dan Amerika sampai permasalahan-permasalahan teknis di Piala Dunia 2022.

Menurut Kausik Bandyopadhyay, Souvik Naha dan Shakya Mitra dalam bukunya yang berjudul FIFA World Cup and Beyond: Sport, Culture, Media and Governance, Piala Dunia 1930 sudah diwarnai berbagai macam kontroversi. Salah satu kontroversi tersebut berawal ketika Uruguay dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia edisi pertama atas penghargaan sebagai juara Olimpiade cabang sepakbola tahun 1924 dan 1928 serta memperingati 100 tahun kemerdekaan Uruguay.

Akan tetapi, negara-negara Eropa keberatan dengan terpilihnya negara Uruguay sebagai tuan rumah Piala Dunia 1930 karena jaraknya yang jauh antara Eropa dan Amerika bila harus naik kapal laut karena pada saat itu layanan penerbangan belum seperti sekarang. Hal ini yang membuat negara-negara Eropa memboikot Piala Dunia 1930 sebagai protes atas terpilihnya Uruguay menjadi tuan rumah Piala Dunia. Oleh karena itu, Piala Dunia 1930 hanya diikuti oleh 13 negara saja dan 4 di antaranya adalah negara-negara Eropa.

Selain penolakan negara-negara Eropa, kontroversi Piala Dunia 1930 juga bersumber dari kurangnya persiapan yang matang dari penyelenggara. Estadio Centenario yang sedianya digunakan dari hari H-1 Piala Dunia 1930 belum bisa digunakan sehingga dua pertandingan pertama terpaksa menggunakan stadion kecil.

Pasca Piala Dunia 1930, kontroversi yang menghantui Piala Dunia terus berlanjut. Misalnya di Piala Dunia 1934 diwarnai dengan intrik-intrik politik dimana kemenangan timnas Italia tidak lepas dari campur tangan Benito Mussolini. Sementara itu, Piala Dunia 1938 diwarnai dengan penaklukan Austria oleh Nazi Jerman beberapa bulan sebelum pertandingan dimulai.

Seiring berjalannya waktu, berbagai macam peristiwa kontroversial mewarnai Piala Dunia. Salah satunya adalah Piala Dunia 1986 yang terkenal karena gol tangan tuhan Diego Maradona ketika timnas Argentina dengan menghadapi timnas Inggris di babak ronde ke-8. Gol tangan tuhan sendiri merupakan salah satu 10 gol tangan terkenal seperti dikutip How They Play.

Kontroversi demi kontroversi terus menghantui berbagai edisi Piala Dunia, salah satunya adalah Piala Dunia 2018. Salah satu permasalahan yang menghantui Piala Dunia 2018 adalah rasisme. Seperti yang dikutip The Guardian, rasisme merupakan masalah besar yang terjadi di Rusia dan terpilihnya Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 menjadi kekhawatirnya pemain-pemain dari Afrika untuk tampil di Piala Dunia 2018.

Belajar dari Kontroversi Piala Dunia sebelumnya

Piala Dunia 2022 tentu saja masih menyisakan banyak kontroversi dari awal terpilihnya Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Tidak sedikit banyak pihak yang skeptis bahwa Piala Dunia 2022 bebas dari masalah. Terlebih, pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 sendiri diwarnai dengan kasus korupsi.

Sekjen FIFA saat itu, Jerome Valcke seperti yang dikutip BBC News mengatakan bahwa dia menolak pernyataan Jack Warner mengenai e-mail yang menyebutkan keterlibatan Mohammed bin Hammam dalam kasus suap yang membawa Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Selain kasus korupsi yang melibatkan FIFA, salah satu permasalahan lain yang menghantui Piala Dunia 2018 adalah perlakuan terhadap tenaga kerja. Seperti yang dikutip Amnesty International, buruh yang terlibat dalam persiapan Piala Dunia 2022 mengalami berbagai macam eksploitasi. Mulai dari kondisi tempat tinggal buruh yang jauh dari kata layak sampai perlakuan kepada buruh yang tidak manusiawi.

Tentu masih banyak lagi kontroversi-kontroversi yang terjadi sepanjang Piala Dunia 2022 yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 November 2022 – 18 Desember 2022. Oleh karena itu, perlunya investigasi yang lebih independen serta melibatkan pakar-pakar yang bebas dari kepentingan penyelenggara.

Seperti yang dikutip Bloomberg, pada tahun 2020 lalu, Qatar resmi mengesahkan peraturan baru mengenai buruh yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas taraf hidup para buruh. Namun begitu, penerapan peraturan baru tersebut harus disertai sikap tegas kepada perusahaan-perusahaan yang masih mengabaikan kondisi para buruh.

Tentu para pecinta sepakbola berharap Piala Dunia 2022 benar-benar bisa mampu belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi di Piala Dunia sebelumnya. Namun, jika tidak ada keinginan yang kuat dari para penyelenggara maka jangan heran apabila Piala Dunia 2022 tidak jauh berbeda dengan Piala Dunia sebelumnya.

Kamis, 08 September 2022

Insiden Sepakbola Gajah Piala AFF 1998

 

Sumber: https://www.inews.id/sport/soccer/kisah-sepak-bola-gajah-di-piala-tiger-1998-indonesia-dan-thailand-saling-mengalah-demi-menghindari-vietnam 

Istilah sepakbola gajah bukanlah istilah yang asing lagi bagi penggemar sepakbola di Indonesia. Istilah tersebut merujuk kepada permainan sepakbola yang menjurus ke arah yang tidak sportif.

Istilah sepakbola gajah sendiri berawal dari Piala AFF 1998 dimana baik timnas Indonesia maupun Thailand berusaha untuk saling kalah demi menghindari timnas Vietnam. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Thong Hat, timnas Indonesia dan Thailand berusaha saling cetak gol dengan setengah hati. Kemudian, Mursyid Effendi melakukan gol bunuh diri sehingga timnas Thailand menang atas Indonesia dengan skor 3-2.

Insiden memalukan tersebut berdampak pada sepakbola Indonesia dan Thailand dimana PSSI dan FA Thailand dijatuhi hukuman denda $40.000. Sementara, Mursyid Effendi dihukum tidak boleh bermain di laga internasional dan dicekal bermain di pentas nasional selama setahun.

Kronologi terjadinya Sepakbola Gajah

Pada tanggal 31 Agustus 1998, timnas Indonesia berhadapan dengan timnas Thailand di stadion Thong Hat. Baik timnas Indonesia maupun timnas Thailand sama-sama menghadapi masa sulit karena mereka berdua harus menghadapi timnas Vietnam yang merupakan salah satu tim paling ditakuti di Asia Tenggara sehingga memaksa mereka berdua mencari cara supaya mereka bisa menghindar dari timnas Vietnam.

Menurut pengakuan mantan pemain timnas Indonesia, Hartono kepada Skor.id pada tanggal 18 April 2020, pemain-pemain timnas Indonesia sudah memikirkan sesuatu untuk menghindar timnas Vietnam di babak semifinal walaupun cuma sekedar gurauan saja. Sayangnya mengenai Mursyid Effendi yang telah dibriefing untuk kalah menghadapi Thailand, Hartono tidak tahu persis kejadian tersebut.

"Sepengetahuan saya, seingat saya, itu (sengaja mencetak gol bunuh diri) di briefing tidak dibahas," kata Hartono.

"Bagaimana cara kami untuk mengalahnya, atau bagaimana kami harus kalah, atau sebagainya, itu tidak dibahas," ucap Hartono seraya menambahkan.

"Saya tidak tahu kalau mungkin, mungkin loh ya, ada pembahasan atau pertemuan lain di kesempatan lainnya,", ujarnya.

Terlepas dari situ, Hartono mengatakan kalau kekuatan timnas Vietnam sangat diperhitungkan dengan statusnya sebagai tuan rumah Piala AFF.

"Yang pertama mungkin karena Vietnam menjadi tuan rumah. Kami juga melihat atmosfernya ternyata masyarakat di sana luar biasa," ujar Hartono.

Hartono menyadari bahwa timnas Thailand adalah salah satu lawan timnas Indonesia yang merepotkan.

"Sebenarnya kalau dilihat dari laga-laga yang ada, Thailand cukup bagus di fase grup. Waktu itu kan di penyisihan grup ada Thailand, Filipina, dan Myanmar," kata Hartono.

"Hanya saja, pas ketemu Thailand itu ada kejadian yang masing-masing tim punya strategi tersendiri, untuk menghindari Vietnam, dan jadi terjadi peristiwa itu," ujarnya seraya menambahkan.

Kemudian dari situ, timnas Indonesia dan Thailand mencoba untuk menghindari timnas Vietnam dengan cara bermain seolah-olah tanpa ada semangat hingga terjadilah suatu kejadian memalukan dari Mursyid Effendi yaitu gol bunuh diri ke arah gawang Thailand sehingga skor menjadi 3-2 dengan kemenangan timnas Thailand sehingga timnas Indonesia dan Thailand lolos ke babak Semifinal.

Dampak Insiden Sepakbola Gajah

Insiden sepakbola gajah yang menimpa timnas Indonesia dan Thailand berbuntut panjang lantaran insiden ini memancing kemarahan masyarakat Indonesia yang menganggap apa yang dilakukan timnas Indonesia mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia.

Sebagai dampak dari insiden tersebut, Manajer PSSI saat itu Andrie Amin dan pelatih Rusdy Bahalwan resmi mengundurkan dari dari PSSI sebagai bentuk pertanggungjawaban atas insiden tersebut.

Dilansir Kompas tanggal 5 September 1998 melaporkan: “Manajer tim PSSI Piala Tiger 1998 Andrie Amin menyatakan, dirinya dan pelatih Rusdy Bahalwan akan langsung mengundurkan diri begitu turnamen selesai. Andire, atas nama tim, juga meminta maaf kepada seluruh bangsa Indonesia atas kegagalan di Vietnam, terlebih karena telah dianggap mencoreng martabat bangsa dengan permainan “sepak bola gajah” saat jumpa Thailand”.

Insiden tersebut juga berdampak ke Ketua Umum PSSI saat itu, Azwar Anas. Kasus sepakbola gajah telah menurunkan kepercayaan kepada Azwar Anas yang sejak awal diwarnai dengan mismanajemen di badan pengurus PSSI itu sendiri.

Kompas tanggal 7 September 1998 melaporkan: “Meski telah menyatakan mengundurkan diri akibat skandal yang dibuat tim nasional Indonesia di Piala Tiger 1998, Ketua Umum PSSI Azwar Anas tetap harus bertanggung jawab. PSSI juga harus menjatuhkan sanksi tegas kepada yang paling bertanggung jawab atas skandal “sepak bola gajah” di Vietnam”.

Posisi Azwar Anas sebagai Ketua Umum PSSI digantikan oleh Agum Gumelar sebagai Pejabat Pemangku Tugas Ketua Umum PSSI sebelum akan dilantik di SPP (Sidang Paripurna Pengurus) PSSI yang berlangsung pada bulan Desember 1998.

Dilansir Kompas tanggal 9 September 1998 melaporkan: “Gubernur Lemhannas, Letjen Agum Gumelar, hari Selasa (8/9) ditetapkan sebagai Pejabat Pemangku Tugas Ketua Umum PSSI, mengisi jabatan Ketua Umum PSSI Ir. Azwar Anas yang resmi mengundurkan diri. Seusai AD/ART PSSI Pasal 20 (8), penetapan Agum secara definitif akan dilaksanakan pada SPP (Sidang Paripurna Pengurus) PSSI yang akan berlangsung paling lambat bulan Desember mendatang.

Insiden tersebut membuat citra PSSI jatuh di mata Indonesia dan dunia. Terlebih insiden tersebut menjadi perhatian FIFA dan AFC sampai PSSI terancam sanksi dari AFC dan FIFA.

Kompas 15 September 1998 melaporkan: “PSSI harus segera mengambil langkah-langkah memperbaiki citra sepak bola Indonesia yang telah tercoreng di arena Piala Tiger 1998. Langkah tersebut dengan memberikan sanksi kepada orang-orang yang bertanggung jawab. Dalam kaitan ini, PSSI juga harus cepat melakukan tindakan untuk meminta keringanan sanksi yang telah dijatuhkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Sebagai dampak dari kasus insiden sepakbola gajah di Piala AFF 1998, Andrie Amin, Rusdy Bahalwan dan Mursyid Effendi terancam skors dari PSSI terkait dengan peran mereka di balik skandal tersebut.

Dilansir Kompas 18 September 1998 melaporkan: “PSSI akhirnya menskors manajer tim Andrie Amin, pelatih Rusdy Bahalwan, dan bek Mursyid Effendi, berkaitan dengan skandal “sepak bola gajah” tim nasional di Piala Tiger di Vietnam. Ketiganya dianggap paling bertanggunng jawab atas kejadian yang mengakibatkan Indonesia dihukum Konfederasi Sepak Bola Asia ini.

Mursyid Effendi sendiri menjadi kambing hitam atas skandal tersebut dan memunculkan kutukan kalau timnas Indonesia tidak akan bisa juara di berbagai turnamen internasional. Setiap timnas Indonesia gagal juara, muncul anggapan kalau kutukan yang menimpa timnas Indonesia karena skandal sepakbola gajah pada tahun 1998 silam.

Insiden sepakbola gajah juga melahirkan istilah “sepakbola gajah” untuk menyebut permainan sepakbola yang jauh dari kata sportif serta diwarnai berbagai macam kecurangan.


Jumat, 10 Januari 2020

Meningkatnya Fundamentalisme Agama di Indonesia

Pada akhir – akhir ini, meningkatnya Fundamentalisme Agama di Indonesia
semakin meresahkan masyarakat. Sebagai contohnya adalah penusukan Menko
Polhukam Wiranto ketika beliau sedang berkunjung ke Pandeglang pada tanggal
10 Oktober 2019 silam. Menariknya, pelaku penusukan Wiranto yang bernama
Abu Rara diduga anggota jaringan teroris Jamaat Ansharut Daulah (JAD) yang
berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Abu Rara menganggap
Wiranto layak layak dihabisi karena dia menganggap bahwa pemerintah Indonesia
adalah Thogut. Hal ini membuat pemerintah Indonesia semakin memperketat
keamanan para pejabat mengingat kekhawatiran insiden serupan akan terulang
kembali.

Baru – baru ini peristiwa pembubaran upacara leluhur Ki Ageng Mangir oleh
masyarakat dan Polisi di dusun Mangir Lor Bantul sangat meresahkan dan
dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk bagi toleransi di Indonesia.
Sebelumnya, Slamet Juniarto yang merupakan pelukis di Yogyakarta dilarang
mengontrak di Dusun Karet, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul
pada bulan April silam. Pasalnya, Slamet sendiri merupakan penganut agama
Katolik.

Mengapa Fundamentalisme Agama di Indonesia semakin subur dan menurunnya
toleransi antar umat beragama di Indonesia? Untuk mencari penyebab dari
tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia, maka perlu riset dan penelitian
untuk membuktikan itu.

Penyebab pertama tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
munculnya pemikiran agama yang lebih tekstualis dan literalis. Salah satu
pemikiran agama yang cenderung ekstrim diwakili oleh paham Wahabi di Islam.
Sejak tahun 1980 – an, penyebaran Wahabi di Indonesia dilakukan melalui LIPIA
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) di Jakarta. Keberadaan paham
Wahabi menjadi penyebab meningkatnya intoleransi di Indonesia karena mereka
menolak tradisi – tradisi yang sudah lama berkembang di masyarakat seperti
Sekaten, Tahlilan, Maulid Nabi dan lain – lain serta sekte – sekte di agama Islam
yang menurut mereka menyimpang seperti Syiah, Ahmadiyah dan lain – lain.

Penyebab kedua tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
masalah ekonomi. Permasalahan ekonomi di Indonesia kerap menjadi
permasalahan tersendiri mengingat akhir – akhir ini pertumbuhan ekonomi di
Indonesia melambat menjadi 5 %. Pertumbuhan ekonomi yang melambat
mempengaruhi kondisi sosial dan politik di Indonesia. Banyak orang – orang yang
mengalami ketidakpastian ekonomi cenderung memilih berpaling kepada
pemikiran agama yang cenderung fundamentalis. Hal ini yang membuat
Fundamentalisme Agama semakin berkembang pesat.

Penyebab ketiga tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
masalah sosial. Penyebab ketiga ini masih ada hubungannya dengan penyebab
kedua mengingat permasalahan sosial berawal dari permasalahan ekonomi.
Kesenjangan yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin membuat banyak
orang – orang miskin yang merasa menganggap orang – orang elit tidak mampu
mengatasi persoalan ekonomi yang dialami mereka dan malah memperburuk
kondisi yang ada. Hal ini yang membuat mereka akhirnya berpaling ke tokoh –
tokoh konservatif yang dianggap membawa ide – ide kemakmuran.

Penyebat keempat tumbuhnya Fundamentalisme Agama di Indonesia adalah
lambatnya pemerintah dalam menangkal intoleransi. Pemerintah masih dinilai
belum mampu menganulir peraturan – peraturan yang dinilai menghambat
toleransi serta cenderung bersikap pasif ketika intoleransi mencuat. Hal ini
semakin diperburuk dengan adanya fatwa MUI pada tahun 2005 yang
mengharamkan Liberalisme, Sekulerisme dan Pluralisme dan fatwa – fatwa MUI
yang cenderung tidak berpihak kepada minoritas. Sikap pemerintah yang memilih
menunggu keputusan MUI bukanlah alasan buat pemerintah untuk bersikap pasif
ketika menghadapi intoleransi. Sebab sejatinya pemerintah bukan hanya
mengakomodir mayoritas saja, tapi juga minoritas yang tertindas.

Menghentikan Fundamentalisme Agama bukanlah gampang. Ini dikarenakan
keyakinan mereka yang kuat dan menganggap ajaran mereka yang paling benar
sehingga penanganan Fundamentalisme Agama harus ekstra hati – hati. Apabila
salah sedikit saja dalam penanganan Fundamentalisme Agama, maka bisa menjadi
bumerang yang hanya membuat intoleransi semakin memburuk. Menangani
Fundamentalisme Agama dan Intoleransi tidak hanya memakai sebab keagamaan
dan ekonomi saja. Tapi, yang dibutuhkan adalah pentingnya makna hidup. Ini
dikarenakan orang – orang yang terpapar Fundamentalisme Agama adalah orang –
orang yang cenderung kehilangan makna hidup. Perspektif psikologis juga sangat
penting dalam menangani Fundamentalisme Agama karena orang – orang yang
Fundamentalis juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Dengan demikian,
penanganan Fundamentalisme Agama dan Intoleransi yang betul akan
memciptakan masyarakat yang damai tanpa ujaran kebencian, intoleransi dan
SARA.

Sumber

https://news.detik.com/berita/d-4740717/menko-polhukam-wiranto-diserangseorang-
pria-di-banten?_ga=2.91935962.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668

https://news.detik.com/berita/d-4741399/polri-pak-wiranto-ditusuk-karenapelaku-
berpandangan-pemerintahthogut?_
ga=2.75536341.1759756322.1574949668-1744068877.1574949668

https://news.detik.com/berita/d-4742545/polisi-sebut-abu-rara-penusuk-wirantoterkait-
teroris-sibolga-jad-bekasi?_ga=2.8584181.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668

https://news.detik.com/berita/d-4742389/wiranto-ditusuk-jimly-khawatirkeselamatan-
jokowi-saat-blusukan?_ga=2.259038154.1759756322.1574949668-
1744068877.1574949668

https://nasional.tempo.co/read/1272263/setara-institute-paparkan-alasanintoleransi-
di-bantul-tinggi/full&view=ok

https://tirto.id/lipia-ajaran-wahabi-di-indonesia-ckes

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4799611/pak-jokowi-ini-biangkerok-
pertumbuhan-ekonomi-ri-mentok-
5?_ga=2.150204982.1293531991.1575100632-1448539973.1575100632

https://news.detik.com/berita/d-4798448/jokowi-teken-pp-kriteria-rentanterpapar-
paham-radikal-pks-naif?_ga=2.173693475.1293531991.1575100632-
1448539973.1575100632

https://nasional.kompas.com/read/2017/01/16/07444731/populisme.kesenjangan.d
an.ancaman.terhadap.demokrasi.?page=all

https://faisalbasri.com/2017/01/15/kesenjangan-sosial-dan-ekonomi-dinilaimemicu-
populisme/

https://www.beritasatu.com/politik/553399/yenny-wahid-intoleransi-danradikalisme-
masih-jadi-pr-pemerintahan-mendatang

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191103183341-32-445250/lsiintoleransi-
di-era-jokowi-masih-tinggi

https://www.vivanews.com/berita/nasional/20805-pemerintah-dinilai-masihsetengah-
hati-tangani-kasus-intoleransi-nbsp

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47801818

https://tirto.id/maruf-amin-di-antara-fatwa-mui-dan-posisi-wakil-presiden-cSGL

https://www.vice.com/id_id/article/gyz4b3/peneliti-universitas-indonesiaradikalisme-
tak-bisa-dicegah-dengan-melarang-celana-cingkrang-ataupun-cadarfachrul-
razi-keliru
 

Senin, 15 April 2019

Catatan buat Capres dan Cawapres yang Terpilih

Sudah tidak berasa kalau Pilpres dan Pileg tinggal sebentar lagi yaitu tanggal 17 April 2019. Mengapa Pilpres dan Pileg tahun 2019 penting sekali? Karena ini terkait permasalahan bangsa selama 5 tahun ke depan. Oleh karena itu, ada catatan-catatan penting yang wajib diketahui oleh Presiden Indonesia yang nantinya terpilih untuk periode 2019-2024 yaitu:
1. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu melindungi kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi. Masih banyak kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi yang terbelenggu oleh peraturan yang masih berlaku di Indonesia. Parahnya lagi, peraturan yang berlaku tersebut seringkali dianggap pasal karet. Hal ini akan menjadi catatan buruk bagi kebebasan berpendapat yang telah menjadi tujuan Reformasi pada tahun 1998 silam dan bisa berdampak bagi Indonesia pada tahun yang akan datang. Oleh karena itu, siapapun buat presiden Indonesia yang nantinya terpilih diharapkan mampu melindungi kebebasan berpendapat sehingga mampu mewujudkan demokrasi di Indonesia secara ideal.
2. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu melindungi kebebasan minoritas dalam menjalankan hak-haknya. Masih banyak perlakuan mayoritas terhadap minoritas yang cenderung tidak adil. Banyak kasus-kasus minoritas yang akhirnya mengambang dan tidak jelas kelanjutannya. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip "Bhinneka Tunggal Ika" yang telah menjadi falsafah bangsa Indonesia sejak lama dan dikhawatirkan akan memicu perpecahan di kalangan bangsa Indonesia jika perlakuan tidak adil mayoritas terhadap minoritas masih berlanjut. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih diharapkan mampu melindungi kebebasan minoritas dalam menjalankan hak-haknya sehingga mampu mewujudkan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat "Bhinneka Tunggal Ika".
3. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu melindungi kebebasan pers yang merupakan amanat dari Reformasi tahun 1998 silam. Masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menikmati kebebasan pers yang murni. Banyak masyarakat Indonesia bosan dengan acara televisi yang cenderung kurang mendidik. Bahkan, banyak pemberitaan di media massa yang cenderung condong ke Jakarta sehingga masyarakat yang tidak tinggal di Jakarta tidak mendapatkan berita yang sebenarnya. Parahnya lagi, konglomerasi media sudah sangat memprihatinkan sehingga memasung hak-hak masyarakat dalam menerima informasi. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih diharapkan mampu melindungi kebebasan pers sehingga demokrasi di Indonesia bisa mencapai titik yang ideal karena pers adalah tonggak utama demokrasi.
4. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Banyak kasus korupsi yang terkatung-katung sehingga pemberantasan korupsi menjadi sia-sia. KPK sering menjadi sasaran teror karena dianggap menghalangi koruptor untuk mengeruk uang negara. Hal ini akan menjadi catatan buruk untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih diharapkan mampu memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya karena itu adalah mencerminkan negara yang maju.
5. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menjawab tantangan perekonomian di Indonesia di masa yang akan datang. Ekonomi Indonesia akhir-akhir ini mengalami perlambatan pertumbuhan akibat kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dapat menghambat kemajuan negara Indonesia nantinya. Terlebih, Indonesia sedang memasuki Revolusi Industri 4.0 sehingga pengembangan teknologi adalah hal yang sangat mutlak. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih diharapkan mampu menjawab tantangan perekonomian di Indonesia sehingga nantinya Indonesia mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Dunia pada masa yang akan datang.
6. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu melindungi kebudayaan Indonesia dari serbuan budaya luar di era Globalisasi. Banyak kebudayaan Indonesia yang terus terkikis akibat globalisasi yang membuat budaya-budaya dari luar masuk ke Indonesia. Hal ini membuat nilai-nilai ketimuran yang ada di Indonesia akan terkikis dan ini akan mempengaruhi jatidiri bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih diharapkan mampu melindungi kebudayaan Indonesia dari budaya luar sehingga bangsa Indonesia di masa yang akan datang tetap memiliki jatidiri sebagai bangsa Indonesia pada umumnya.
7. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menjawab permasalahan lingkungan di Indonesia. Permasalahan lingkungan di Indonesia boleh dikatakan cukup memprihatinkan. Apalagi,hutan di Kalimantan terus terkikis dari tahun ke tahun dan ini sangat berbahaya dalam melawan pemanasan global mengingat Kalimantan adalah salah satu paru-paru hijau di Bumi tercinta. Banyak pertambangan-pertambangan memicu kerusakan lingkungan yang cukup parah. Banyak permasalahan lingkungan seperti air yang tercemar limbah dan lain-lain yang bisa berdampak besar bagi Indonesia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih mampu menjawab permasalahan lingkungan di Indonesia yang sudah memprihatinkan sehingga mampu mewujudkan lingkungan Indonesia yang bersih di masa yang akan datang.
8. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menjawab permasalahan kesehatan di Indonesia. Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia yang cukup serius seperti defisit BPJS yang tinggi,jumlah perokok di Indonesia yang tinggi dan lain-lain yang bisa mempengaruhi Indonesia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih mampu menjawab permasalahan kesehatan di Indonesia sehingga mampu mewujudkan Indonesia yang kuat dan sejahtera di masa yang akan datang.
9. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menjawab permasalahan sosial di Indonesia. Banyak kasus kriminalitas yang tinggi, tingginya jumlah gepeng di Indonesia, kasus narkoba yang tinggi dan lain-lain yang bisa mempengaruhi Indonesia di masa yang akan datang apabila hal ini tidak disikapi serius oleh pemerintah. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih mampu menjawab permasalahan sosial di Indonesia sehingga mampu mewujudukan Indonesia yang jaya di masa yang akan datang.
10. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menyelesaikan kasus HAM yang sampai saat ini belum tuntas. Banyak kasus HAM yang akhirnya tidak jelas karena banyak orang-orang yang terlibat kasus HAM berada di pihak salah satu Capres dan Cawapres yang bertarung di Pilpres 2019. Hal ini akan menjadi catatan buruk bagi penyelesaian kasus HAM di Indonesia. Oleh karena itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih mampu menyelesaikan kasus HAM sehingga mampu memberikan rasa perlindungan HAM kepada korban pelanggaran HAM.
11. Siapapun buat Capres dan Cawapres yang terpilih sebagai Presiden Indonesia untuk periode 2019-2024 mampu menjawab permasalahan di luar negeri. Peristiwa-peristiwa di luar negeri mulai dari Perang Dagang China dan Amerika Serikat, meningkatnya Populisme di seluruh dunia, konflik Laut China Selatan dan lain-lain menuntut kesiapsiagaan Indonesia dalam menyikapi fenomena di luar negeri mengingat ini menyangkut kedaulatan Indonesia di mata Internasional. Oleh karen itu, siapapun buat Capres dan Cawapres yang nantinya terpilih mampu menjawab permasalahan internasional sehingga mampu mewujudkan kedaulatan dan kewibawaan Indonesia di mata Internasional.
11 Catatan buat Capres dan Cawapres yang terpilih apabila ini dijalankan dengan baik, maka mampu mewujudkan Indonesia yang kuat,sejahtera dan berwibawa di masa yang akan datang sehingga anak cucu mampu menikmati Indonesia yang kuat dan berwibawa.

Link
http://myarticleformylife.blogspot.com/2019/04/catatan-buat-capres-dan-cawapres-yang-terpilih.html

Senin, 20 Februari 2017

Tantangan dalam melestarikan bangunan bersejarah

Akhir-akhir ini,banyak bangunan-bangunan bersejarah yang semakin lama semakin tidak terawat.Hal ini menjadi masalah yang sangat serius apabila hal ini tidak menjadi perhatian serius kita bersama,baik pemerintah maupun masyarakat.Oleh karena itu,sangat penting untuk melestarikan bangunan-bangunan yang mengandung unsur sejarah.Salah satunya adalah melalui konservasi bangunan-bangunan yang mengandung unsur nilai sejarah.Namun,untuk mewujudkan konservasi bangunan-bangunan bersejarah itu bukanlah hal yang sangat mudah.Penyebabnya antara lain adalah konflik kepentingan itu sendiri.Konflik kepentingan seringkali membuat konservasi bangunan bersejarah menjadi sulit.Hal ini dikarenakan pembangunan kota yang seringkali berorientasi modernisme tanpa memperhatikan nilai-nilai sejarah.Sebagai contoh adalah hotel Des Indes yang kini tinggal kenangan karena dibongkar buat pembangunan Mal Duta Merlin.Padahal,hotel Des Indies merupakan hotel yang termewah pada zamannya.Orang-orang berduit saja yang bisa menginap di hotel yang bergengsi pada saat itu.Namun,seiring berjalannya waktu hotel Des Indes mulai pudar eksistensinya dan puncaknya terjadi pada tahun 1971.Padahal,semestinya hotel Des Indies bisa menjadi tempat wisata yang mengandung unsur edukasi.Contoh lainnya adalah gedung Societeit de Harmonie yang dibongkar pada tahun 1985 buat perluasan jalan Majapahit serta halaman kantor Setneg.Lagi-lagi karena adanya konflik kepentingan.Hal ini menjadi ironis dalam melestarikan bangunan-bangunan sejarah.Di Bandung,ada gedung Singer yang bernasib serupa.Gedung Singer dibongkar pada tahun 1992 buat pembangunan parkir gedung Bumiputera.Lagi-lagi karena adanya konflik kepentingan.Hal ini semakin diperburuk oleh kurangnya edukasi akan pentingnya bangunan bersejarah di kalangan Pemda.Hal ini membuat pelestarian bangunan bersejarah menjadi sandungan bagi pemerintah buat konservasi bangunan tua.Oleh karena itu,masyarakat serta pemerintah harus memperhatikan konservasi bangunan sejarah dengan serius.Masyarakat juga harus kritis mengenai pembongkaran bangunan bersejarah karena pembongkaran tersebut dianggap mengkhianati nilai-nilai sejarah.Dengan kata lain,pelestarian gedung bersejarah bisa dimulai dari diri kita sendiri.Apabila kita mampu melestarikan bangunan bersejarah,bukan tak mungkin apabila anak cucu kita akan mengerti sejarah Jakarta di masa yang akan datang.

Sumber
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150622030525-20-61427/kisah-gedung-pesta-belanda-societeit-harmonie/
https://www.merdeka.com/jakarta/cerita-runtuhnya-hotel-paling-mewah-se-asia-di-harmoni.html

Jumat, 06 Januari 2017

10 Negara paling gagal di Dunia

Negara yang stabil tentu menjadi keinginan semua orang.Mengapa?Negara yang stabil akan membuat orang tersebut menjadi cinta kepada negeri tersebut.Ini akan memberi keuntungan kepada negara tersebut.Namun,apa jadinya apabila negara tersebut tidak stabil?Sudah pasti orang tersebut menjadi tidak percaya terhadap negara tersebut.Organisasi LSM asal Amerika Serikat,Fund For Peace(FFP) menghitung kegagalan suatu negara dalam Fragile States Index(dahulu Failed State Index) setiap 1 tahun sekali.Semakin tinggi nilai dan peringkatnya,maka negara tersebut sudah pasti gagal total.Sebaliknya,semakin rendah nilai dan peringkatnya,maka negara tersebut sangat bagus.Berikut ini 10 negara paling gagal di Dunia:
1.Somalia
Somalia mulai dilanda ketidakstabilan politik sejak terjadi perang saudara pada tahun 1991.Kondisi ini diperparah oleh keberadaan perompak yang seringkali mengganggu pelayaran di sekitar perairan Somalia.Kehidupan di sana didominasi oleh kehidupan agraris.Somalia telah menjadi salah satu dari 10 besar negara gagal sejak indeks ini dibuat tahun 2005.
2.Sudan Selatan
Sudan Selatan merupakan negara termuda di dunia.Negara ini memerdekakan diri dari Sudan pada tanggal 4 Juli 2011 setelah sebelumnya sempat terjadi konflik di Sudan Selatan.Sayangnya,negara ini mengalami konflik tidak lama setelah kemerdekaan.
3.Republik Afrika Tengah
Republik Afrika Tengah terletak di tengah benua Afrika.Negara ini merdeka tanggal 13 Agustus 1960 yang dipimpin David Dacko.Pada tahun 1966,Jean-Bedel Bokassa menggulingkan pemerintahan David Dacko dan berkuasa sampai tahun 1979.Pada tahun 1976,ia mendeklarasikan diri sebagai kaisar Afrika Tengah.Upacara penobatannya menghabiskan $20.000.000.Bokassa digulingkan pada tahun 1979 dan David Dacko kembali berkuasa sampai tahun 1981.
 4.Sudan
Sudan merupakan salah satu negara terbesar di Afrika.Sebelum Sudan Selatan memisahkan diri,Sudan merupakan negara terbesar di Afrika.Sudan kerap mengalami konflik yang terus menerus.Sudan saat ini dipimpin oleh Omar al-Bashir yang dianggap memiliki catatan HAM yang buruk. 
5.Yaman
Yaman merupakan salah satu negara yang terletak di Timur Tengah.Kemiskinan di sana lebih memprihatinkan dibandingkan dengan tetangganya,Arab Saudi dan Oman.Negara ini telah mengalami perang Saudara sejak tahun 2011 ketika rakyat Yaman menuntut Ali Abdullah Saleh mundur dari jabatan presiden yang telah dijabatnya sejak tahun 1978.Kondisi Yaman semakin memburuk ketika pasukan Syiah Houthi menduduki kota Sana'a sejak tahun 2015 yang memaksa pemerintah Yaman memindahkan ibukotanya ke Aden untuk sementara waktu sampai waktu yang tidak ditentukan.
6.Suriah
Suriah merupakan salah satu negara yang terletak di Timur Tengah.Nama lain dari Suriah adalah Levant atau Syam.Suriah sebelumnya merupakan negara yang kekayaan budayanya cukup banyak.Namun,sejak terjadinya perang Saudara tahun 2011 silam,Suriah kini menjadi 10 negara negara yang paling menderita di Dunia.Hal ini semakin diperburuk oleh keberadaan negara luar yang berkepentingan di Suriah.
7.Chad
Chad terletak di sekitar gurun Sahara di Afrika.Chad merupakan salah satu negara termiskin di Afrika dan Dunia.Chad merupakan salah satu negara termiskin di Afrika dan Dunia.Masih banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.Hal ini diperburuk oleh perang saudara yang melanda Chad sejak beberapa tahun terakhir yang membuat kondisi di Chad menjadi lebih sulit.
8.Republik Demokratik Kongo
Republik Demokratik Kongo terletak di jantung benua Afrika.Republik Demokratik Kongo merdeka tahun 1960 dari Belgia.Tak lama setelah kemerdekaan,wilayah Katanga yang kaya akan mineral merdeka pada tahun yang sama.Hal ini memicu terjadinya krisis Kongo yang berlangsung hingga tahun 1965.Krisis kongo baru berakhir setelah Joseph Desire Mobutu(namanya diganti menjadi Mobutu Sese-Seko)mengkudeta Joseph Kasa-Vubu pada tahun yang sama.Pemerintahan Mobutu terkenal dengan korupsi yang luar biasa sehingga membuat rakyatnya sengsara.Pada tahun 1997,Mobutu Sese-Seko diturunkan dari jabatan Presiden setelah terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Laurent Desire Kabila.
9.Afghanistan
Afghanistan terletak di kawasan Asia Tengah dan Asia Selatan.Afghanistan berbatasan dengan Pakistan di selatan dan timur;Iran di barat;Turkmenistan,Uzbekistan dan Tajikistan di utara dan China di timur laut.Negara ini dikenal penting dalam sejarah karena Afghanistan merupakan salah satu wilayah yang dilintasi Jalur Sutra.Negara ini merupakan salah satu negara termiskin di Asia.Hal ini semakin diperburuk oleh Perang Saudara yang sudah terjadi sejak tahun 1978 dan belum selesai sampai sekarang.
10.Haiti
Haiti merupakan negara yang terletak di wilayah Karibia.Negara ini merupakan negara termiskin di benua Amerika.Negara ini mayoritas adalah penduduk Afrika yang merupakan keturunan Budak yang dibawa Perancis untuk bekerja di Perkebunan.Negara ini memang terkenal sebagai negara gagal,namun Gempa Bumi yang melanda Haiti tahun 2010 silam membuat kondisi Haiti menjadi lebih parah lagi.
Inilah 10 negara yang diketahui merupakan negara paling gagal di Dunia.Beruntung Indonesia tidak masuk 10 besar negara gagal di Dunia.Oleh karena itu,sudah seharusnya kita bersyukur sebagai bangsa Indonesia dengan bekerja dengan giat,menghargai peraturan,tidak mencela negara sendiri dan sebagainya.

Sumber
http://fsi.fundforpeace.org/rankings-2016

Link
http://fsi.fundforpeace.org/rankings-2016/2017/01/10-negara-paling-gagal-di-dunia